STUDI WISATA KELAS 8
MONUMEN PANCASILA SAKTI DAN JUNGLELAND ADVENTURE THEME PARK
Tangerang, 5 November 2019
Studi wisata tahun pelajaran 2019/2020 murid kelas 8 mengunjungi Monumen Pancasila Sakti dan JungleLand Adventure Theme Park.
Murid-murid berkumpul di Lapangan Voli untuk mendapatkan pembekalan apa yang harus dilakukan. Pada pukul 06.00 WIB 3 bis mengantarkan murid-murid SMP Strada Santa Maria 1 ke Monumen Pancasila Sakti didampingi oleh 6 guru. Sebelum masuk ke dalam monumen, murid-murid berkumpul lagi untuk memastikan peralatan yang harus dibawa ke dalam monumen guna mengumpulkan data atau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru pendamping.
Di Monumen Pancasila Sakti murid-murid dipandu 2 guide untuk belajar secara langsung di tempat 7 pahlawan revolusi disiksa sampai akhirnya wafat.
Terdapat 2 museum, yaitu Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) dan Museum Paseban.
Di dalam Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) terdapat banyak diorama.
MUSEUM PENGHIANATAN PKI (KOMUNIS) RUANG INTRO
Dalam ruang intro terdapat 3 mozaik foto yang masing-masing menggambarkan
- Kekejaman-kekejaman PKI terhadap bangsa sendiri dalam pemberontakan Madiun.
- Penggalian jenazah korban keganasan PKI dalam Gerakan 30 September 1965.
- Pengadilan gembong-gembong G.30.S/PKI oleh Mahkamah Militer Luar Biasa.
Memasuki Museum Penghianatan PKI kita dapat melihat mozaik
Mozaik 1
DIORAMA
Terdapat banyak sekali diorama dalam Museum Pengkhianatan PKI, beberapa diantaranya adalah diorama
Peristiwa Tiga Daerah (4 November 1945)
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai memasuki organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan organisasi massa, orang-orang komunis memimpin aksi penggantian pejabat pemerintah di tiga kabupaten Karesidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal dan Pemalang. Pada tanggal 8 Oktober 1945 AMRI Slawi di bawah pimpinan Sakirman dan AMRI Talang Yang dipimpin Kutil melakukan teror dengan menangkap dan membunuh pejabat pemerintah. Pada Tanggal 4 November 1945 pasukan AMRI melancarkan penyerbuan ke kota Tegal, yaitu kantor Kabupaten dan Markas TKR, tetapi gagal. Kemudian tokoh-tokoh komunis membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk perebutan kekuasaan di Karesidenan Pekalongan
Pembunuhan di Kawedanan Ngawen (Blora) (20 September 1948)
Pada tanggal 18 September 1948 Markas Kepolisian Distrik Ngawen (Blora) diserang oleh pasukan PKI. Dua puluh empat orang anggota polisi itu ditahan dan tujuh orang yang masih muda dipisahkan. Kemudian datang perintah dari Komandan Pasukan PKI Blora agar mereka dihukum mati. Pada tanggal 20 September 1948, tujuh orang anggota polisi dibawa ke suatu tempat terbuka dekat kakus dibelakang Kawedanan. Secara bergantian para tawanan itu dibunuh dengan dua batang bambu yang di pegangi ujungnya oleh dua orang yang dijepit ke lehernya. Ketika tawanan mengerang-gerang kesakitan, pasukan PKI bersorak gembira. Kemudian dibuang ke kakus dan di tembak.
Rongrongan PKI terhadap ABRI (1964 -1965)
Kampanye anti ABRI, khususnya TNI-AD berlatar belakang pada kecemburuan PKI karena ABRI berhasil membendung pengaruh PKI di kalangan rakyat. Berbagai macam cara kampanye anti ABRI telah dilakukan PKI seperti tuduhan, isu, provokasi, fitnah politik, dan Iain-Iain. Sejak tahun 1964 PKI dengan “Ofensif Revolusionernya” secara gencar menyerang ABRI seperti tuntutan pembubaran aparat teritorial dan puncaknya isu Dewan Jenderal 1965. Tujuan kampanye tersebut yang sudah dilakukan sejak Perang Kemerdekaan (1964 -1965) untuk mendiskreditkan ABRI yaitu memecah belah kekompakan ABRI memandulkan peranan sosial politik ABRI, dan menghapus jati diri ABRI sebagai pejuang prajurit dan prajurit pejuang.
KOLEKSI MUSEUM PASEBAN MONUMEN PANCASILA SAKTI
Beberapa koleksi di Museum Paseban Monumen Pancasila Sakti diantaranya:
Rapat-Rapat Persiapan Pemberontakan
Dalam rangka melancarkan jalan bagi Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk meraih kekuasaan, maka dibentuklah Biro Khusus PKI yang diketuai Syam Kamaruzaman dan beranggotakan Pono dan Waluyo. Pada pertengahan bulan Agustus 1965 sekembalinya D.N. Aidit dari RRC, ia memerintahkan Syam Kamaruzaman_Pimpinan Biro Khusus untuk menyusun suatu rencana pemberontakan. Syam mengadakan rapat sebanyak 16 kali dengan Pono dan Waluyo anggota Pimpinan Biro Khusus Pusat, Kepala Biro Khusus Daerah dan oknum-oknum ABRI yang sudah dibina PKI. Kesimpulan rapat tersebut gerakan ini harus dibantu dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam rapat dengan oknum ABRI dibahas masalah pelaksanaan yang meliputi personil, logistik, pembagian tugas, pembagian sektor dan sasaran gerakan serta konsep ”Dcwan Revolusi”. Rapat terakhir memutuskan Gerakan diberi nama “Gerakan 30 September”. Hari ‘H’ dan jam ‘J’ adalah 1 Oktober 1965 dini hari. Sasaran pertama menculik tujuh Perwira Tinggi TNI-AD.
Latihan Sukarelawan di Lubang Buaya (5 Juli – 30 September 1965)
Untuk persiapan melancarkan pemberontakan, PKI mengadakan latihan kemiliteran bagi para anggotanya. Dalih yang dipakai ialah melatih para sukarelawan dalam rangka konfrontasi terhadap Malaysia. PKI menuntut agar pemerintah membentuk Angkatan kelima dengan mempersenjatai buruh dan tani. Anggota-anggota yang dilatih berjumlah kurang lebih 3700 orang terdiri atas anggota-anggota Pemuda Rakyat (PR), Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) dan organisasi massa PKI lainya di LubangBuaya. Selain di Lubang Buaya, latihan juga diadakan di Rawa Binong, kurang lebih 2 Km dari LubangBuaya. Latihan ini dipimpin oleh oknum ABRI yang sudah dibina PKI
Penculikan Mayor Jenderal M.T. Harjono (1 Oktober 1965)
Ketika G 30 S/PKI melancarkan aksinya Mayjen M.T. Harjono menjabat sebagai Deputi III Menpangad. Ia sangat keras menentang rencana PKI untuk menasakomkan ABRI dan rencana PKI untuk membentuk angkatan ke V. Oleh sebab itu ia masuk dalam daftar musuh PKI yang harus dilenyapkan.
Operasi penculikan Mayjen M.T. Harjono dilaksanakan dini hari 1 Oktober 1965, dipimpin oleh Serka Bungkus dari Resimen Cakrabirawa dengan kekuatan 3 regu dari Yon 530/Brawijaya. Para penculik berangkat dari Lubang Buaya pukul 03.30 WIB menuju kediaman Mayjen M.T. Harjono di jalan Prambanan No.8 Jakarta. Setibanya di kediaman, para penculik kemudian berpencar menjadi tiga kelompok sesuai tugas yang sudah ditentukan.
Pemimpin penculik mengetuk pintu rumah dan istri Mayjen M.T. Harjono yang membukakannya. Serka Bungkus menyampaikan bahwa Mayjen M.T. Harjono diperintahkan segera untuk menghadap presiden. Ketika pesan tersebut disampaikan, Mayjen M.T. Harjono menolak dan menyuruh mereka agar kembali lagi pada pukul 08.00 WIB. Namun pesan yang disampaikan Istri Mayjen M.T. Harjono itu ditolak dan pimpinan penculik tetap memaksa. Setelah mendengar jawaban penculik dari istrinya, Mayjen M.T. Harjono merasa ada sesuatu yang mencurigakan, sehingga menyuruh istri dan anak-anaknya untuk berpindah ke kamar sebelah.
Para penculik marah dan berteriak agar Mayjen M.T. Harjono segera keluar. Karena permintaannya tidak dipenuhi, para penculik mendobrak dan menembaki pintu kamar, sehingga pintu terbuka dan kamar dalam keadaan gelap. Para penculik selanjutnya masuk dengan senjata siap tembak dan salah satu diantaranya membakar surat kabar untuk menerangi ruangan. Pada detik-detik yang menegangkan tersebut Mayjen M.T. Harjono berusaha merebut senjata dari salah satu penculik, namun tidak berhasil, bahkan ia ditikam dengan sangkur oleh penculik lainnya. Tembakan Serka Bungkus akhirnya menyebabkan Mayjen M.T. Harjono tewas seketika . Selanjutnya jenazah Mayjen M.T. Harjono diseret ke luar dan dilemparkan ke atas truk untuk dibawa ke Desa Lubang Buaya.
Benda-benda milik Mayjen M.T. Harjono terakhir
Penculikan Letnan Satu CZI P.A. Tendean (1 Oktober 1965)
PAMERAN TAMAN
Sumur Maut Diorama Penyiksaan
Selain berkeliling museum dan ruang-ruang di Monumen Pancasila Sakti, murid-murid kelas 8 juga diberi proyek dari beberapa guru mata pelajaran yang harus diselesaikan. Murid-murid harus membuat laporan hasil studi wisata sebagai Proyek Bahasa Indonesia, murid-murid membuat video dialog yang berisi informasi tentang tempat wisata, larangan yang berlaku di Monumen Pancasila Sakti dan Jungleland Adventure Theme Park, ajakan untuk mengunjungi tempat wisata sebagai proyek Bahasa Inggris. Murid-murid mencari pola bilangan, gambar ataupun angka yang ditemukan di Monumen Pancasila Sakti dan Jungleland Adventure Theme Park sebagai proyek Matematika dan murid-murid menjawab LKS seputar Monumen Pancasila Sakti sebagai tugas mata pelajaran IPS.
Berikut adalah contoh hasil proyek siswa/i kelas 8.
English Project – Studi Wisata 2019 English Project – Studi Wisata 2019
Kegiatan studi wisata di Monumen Pancasila Sakti dilaksanakan hingga pukul 11.00 WIB lalu perjalanan dilanjutkan ke Jungleland Adventure Theme Park. Tiba di Jungleland Adventure Theme Park pukul 12.30 lalu berkumpul untuk pembagian tiket masuk dan waktu kumpul ke bis sebelum kembali ke Tangerang.
Briefing sebelum masuk ke Jungleland Adventure Theme
Pembagian tiket masuk Jungleland Adventure Theme
Terdapat banyak wahana permainan di Jungleland Adventure Theme yang dapat dinikmati oleh para pengunjung antara lain: Ship Adventure, Texan Train, Kiddy Land, Haunted House, Rainbow Train, Mini Swinger, Carousel AROUSSEL, 3 Point Basketball, Jeep Tour, Flying Bike, Jump Around, Convoy 6, Happy Swing, Harvest Time, Happy Train, Mini Ferrish Wheel, North Pole, Water Flume, Boat Blaster, Dino World, Fire Pots, Mega Drop, Wave Swinger, Discovery, Raraftingan, Disk ‘O
Murid-murid menikmati permainan dengan penuh keceriaan bersama teman
Di Jungleland Adventure Theme selain menikmati permainan-permainan yang tersedia, murid-murid juga dapat melanjutkan tugas ataupun proyek yang diberikan oleh para guru.
Aktivitas permainan di Jungleland Adventure Theme berlangsung hingga pukul 15.45 dan bis kembali ke Tangerang pukul 16.00 dan tiba di sekolah pukul 18.00.
Recent Comments